Minggu, 05 Februari 2012

Dialog dua hati

di selasar rumah sederhana itu ,di penghujung Januari 2012,,

anak ,,
Bu,,aku takut dan semakin takut saja berdiam lebih lama di sini..
terlalu sempit untuk bijak dan terlalu pekat untuk ku tambahkan tinta berwarna cerah,,
aku takut bu,,sungguh takut yang semakin akut saja merajai jiwa

Ibu,,
ananda,,ibumu ini tahu siapa kau dan bagaimana dirimu,,
tak mudah menilai dirimu,,terlalu tegaskah atau keras kepala lah atau idealiskah,,
sudut pandang dan definisi setiap kepala akan berbeda-beda anakku
apapun itu,,yang Ibumu tahu adalh kau punya Tiang yang kokoh dalam berprinsip,,
ingatkah ananda saat kecil dulu???
engkau memang beda anakku,,sampai Ibumu sendiri pun tak pernah bisa membaca jelas
apa yang ada di dalam isi kepalamu,,,Penuh Kejutan..
ananda perhatikan ujung jari tengah kirimu,,itu adalah buah dari kekokohan mu memandang
sederhana hidup,,padahal usiamu belum genap 8 tahun saat itu..
begelantungan di KRD menjajakan es the manis yang kau bawa dari bandar di gang depan sana!!,,
jari mu terhimpit pintu kereta hingga berbekas hingga saat ini,,
dan lihatlah paha kiri kakimu!!!,,
disana ada jejak sisa gigitan Anjing-anjing kampung yang mengepungmu saat kau jajakan roti ke kampung-kampung sebelah,,sampai tak sadarkan beberapa hari di rumah sakit hingga mulutmu berbusa..
dan itupun berbekas bukan???
padahal Ibu tak pernah mngizinkan engkau seperti itu selepas pulang sekolah,,
karena kami orang tua mu masih sangat sanggup membiayai keperluanmu..
itu pun salah satu buah dari cara pandangmu yang berbeda dari anak-anak seusiamu dulu..

Anak,,
disini terlalu banyak iblis nermuka malaikat bu,,,
terlalu banyak bu,,anakmu ini tak sanggup merasa terasin meski terlihat wajar-wajar saja,,
tapi hati kecil ini tak bisa di bohongi Bu,,anakmu ini sudah di ujung lelah..
apalagi ditambah sakit ku yang semakin hari semakin ringkih saja Bu,,
rasanya terasa semakin berat saja berjalan di lumpur ini tanpa alas kaki..

Ibu,,
apakah kau akan menyerah begitu saja anakku???
Ibu dan keluargamu memang tak bisa banyak membantu saat ini,,
tapi ingatkah ayat favoritmu yang kerap kau kutip dulu sepulang dari langgar selepas maghrib??
FABI AII ALA'I ROBIKHUMA TUKADZIBAN???
bukankan main set berfikirmu salah satu nya terbentuk dari ayat itu??
lalu kenapa sekarang kau ingin menyerah kalah???
rasanya Ibumu tak pernah melahirkanmu untuk menjadi seorang PECUNDANG,,
aku melahirkanmu dan berharap kau dapat menjadi PEMENANG,,
setidaknya kau dapat memenangkan pertarungan di hatimu sendiri anakku..
Ibu tahu beratnya beban yang kau pikul,,ibu tahu airmatamu sudah semakin mengering saja,,
dan Ibu tahu kau seolah tanpa lelah menjelajah resah meskipun sesekali kau tampak payah nak,,..
bahkan eyang mu sendiri selalu mewanti-wanti Ibumu ini dari kejauhan sana untuk selalu memberikanmu
semangat untuk bertahan,,karena Ibu yakin kau akan menjadi SANG JUARA pada saatnya kelak..
VONIS itu hanyalah perkara medis semata,,tak lantas kau harus menyerah setelah melewati ribuan gundah..
ah rasanya itu bukan sifatmu Nak,,,
yang Ibu tahu,,kau hanya perlu waktu beberapa saat untuk rehat...cukup itu saja..

Anak,,
Racun dunia ini telah membius ku bu,,
tak banyak opsi yang bisa kupilih,
sampai ayat-ayatNya pun sudah jarang ku baca Bu,,
futur ku sudah sampai di stadium tingkat tinggi ,,
aku benci hidup ini bu!!,,ini tidak adil rasanya bagiku..
ya,,kalaupun aku memang sadar pasti itu buah dari apa yang kulakukan juga Bu,,..
Ringkihku semakin perih,,dan Gundahpun semakin membuncah parah Bu,..

Ibu,, ( seraya melepas mukena putih yang sedari tadi melekat di tubuhnya )
Istigfar Anakku,,Rabb tahu lebih dari apa yang kita tahu,,
jangan sampai kau gadaikan aqidah hanya karena kau mulai merasa dberada i ujung menyerah,..
skenario nya maha indah jika kau tetap mengenakan pakaian sabar..
Ibu tahu tahun-tahun terakhir ini sungguh sangat berat bagimu,,
bahkan airmata Ibu mu pun terasa sudah sangat sulit menetes karena tak tega melihatmu,,
tapi inilah hidup anakku!!!
Nuansa yang mau tidak mau harus kau jawab dengan sempurna di ujungnya,,
dan kalaupun satu saat nanti ananda pergi terlebih dahulu,,
bukankah setiap yang bernafas itu akan menemui AJAL nya??
QULLUN NAFSIN DZA IQOTULL MAUT,,
Ibu ingin melepasmu dengan sekalung bangga,,gahwa sampai saat terakhirpun
Ibu yakin kau akan tetap bisa bertahan,,
ini bukan sakit pertama kali yang kau hadapi anakku,,bahkan cara fikirmu sudah jauh melebihi
usiamu sesungguhnya,,
sakit raga dan jiwamu telah membentukmu manjadi baja tangguh di atas panggung dunia yang tak lagi utuh.
Jangan lah menyerah semudah itu anakku,,
tiada guna mengecam dunia,,tidak akan memberikan apapun padamu selain dendam..
jangan marah..jangan marah..jangan marah!!
kalaupun kau hendak marah,,
marahlah pada kertas atau apapun kanvas yang bisa kau tumpahkan marahmu disana melalui tulisan..
marahlah pada deretan lagu dan nyanyikanlah di alam bebas,,
Bukankah selama ini seperti itu???
seperti itu pulalah setahu Ibu jika kau marah anakku,,dari kecil hingga se dewasa ini tak berubah..
di tembok,di kertas di manapaun tempat yang bisa membuatmu nyaman..
kau pilihlah tempat yang kau suka anakku,,
di gunung,di laut,di selasar masjid raya atau dimanapun kau mau,,
tapi jangan tumpahkan marahmu pada manusia dan mahluk tuhan lainnya,,
camkan itu..karena Ibu takkan restui itu..

Anak,,
Bu,,aku ingin pergi saja dari sini sebelum dunia mengusirku secara paksa lewat segala indera,.
Bolehkah Bu???
aku sudah sangat lelah bu,,sungguh sangat lelah..

Ibu,,
Ingatlah anakku,,hidup bukanlah tujuan
dia hanyalah kendaraan menuju hidup sebenarnya,
jadi,beristirahatlah di kala lelah dan berjalanlah kembali disaat kau sanggup untuk berjalan..
Ibu sendiri masih ingat jelas sebaris coretan mu semasa SMA dulu..
JALAN KELUAR BUKAN DI UJUNG PELURU..
dan tanamkan hal itu di jiwamu anakku,,
Ibu melahirkanmu bukan untuk menjadi pecundang,,
Ibu melahirkanmu bukan untuk menjadi kalah tanpa melawan,,
Ibu melahirkanmu bukan untuk menjadi pengecut..
bacalah kembali catatan2 mu yang kau buang,,
sengaja Ibu simpan rapih agar kau bisa membacanya kembali..
Ibu melahirkanmu untuk menjadi PEMENANG,,
maka..
jadilah PEMENANG meskipun dialam pandangan dunia kau kalah ..
tapi hakikatnya kau akan tetap menjadi PEMENANG
basuhlah airmatamu,,balut sayatan dan robekan sakit hatimu,,
maafkan siapapun itu,dan meminta maaflah sebagai pertanda kau seorang KSATRIA..
Ksatria tak perlu parang dan senjata,,
Ksatria tak harus bermahkota dan berkendara kereta kencana..
Ksatria adalah yang mempunyai cadangan MAAF seluas bumi,air dan angkasa ..
cukup itu saja..

Anak,,
terimakasih bu,,semoga kelak ku bisa membuatmu bangga telah melahirkaku..

dan akhirnya sang anak beranjak pergi kembali mencari dunianya
merentas jalanan basah Bandung hingga fajar menjelang,di balik kemudi angkutan umum hijau PLAT D 19** AD


Bandung,29 Januari 2012 @ 21:00 ..

Tidak ada komentar: