Rabu, 09 Juli 2014

Iket

SAMPURASUN

_/|\_

Hapunten sateuacanna, seja ngadugikeun pamendak anu nembé kasungsi.


Dalam setiap kebudayaan, banyak sekali hal yang bisa kita lihat dan perhatikan, serta kita nikmati,diantaranya adalah,suara,gerak,keindahan,adat,pakaian,dan keragaman lainya tergantung dari orang yang menikmati, serta melakukkannya.Namun dari keseluruhan ragam kebudayaan tersebut, ada satu hal yang tidak pernah lepas dalam pelaksanaanya;yaitu pakaian atau busana.

Setiap ritual acara yang bersangkutan dengan kebudayaan, tentu para pelaku tidak akan lepas dari pakaian pendukung untuk kelangsungan acara tersebut,seperti halnya dalam pagelaran seni suara,seni ketangkasan, upacara adat, bahkan sampai pernikahan pun tidak lepas dari pakaian adat. Yang tidak lepas dari kelengkapan busana tersebut adalah IKET. Namun untuk kampung adat, iket merupakan hal yang tidak asing lagi dan dalam masa sekarang ini diperkotaan,para pemuda sudah menggunakan iket dalam kesehariannya.

Iket sendiri pada waktu jaman dahulu, merupakan sebagai penutup kepala dan fungsi lainnya adalah sebagai alat untuk membawa sesuatu, bahkan juga menjadi salahsatu senjata untuk bela diri ( menurut beberapa sumber dari artikel lain, dan diperkuat dengan hasil pernyataan beberapa sesepuh di kampung kampung  ) Namun lain motif lain harga dan lain derajat bagi yang memakai iket, salah satu hal yang mempengaruhi hal ini adalah dari teknik dan jenis kain, sehingga semakin bagus tentu semakin mahal, dan hanya bisa dibeli oleh orang yang mempunyai kemampuan lebih,namun yang paling utama adalah makna dari iket itu sendiri.

Dibeberapa daerah Iket disebut juga dengan Telekung,Totopong,Udeng,Bendo,Romal, atau nama-nama lainnya yang belum diketahui. Selembar kain yang berbentuk Segi empat, dengan kotak dibagian dalamnya dengan posisi miring, walau mirip taplak meja namun mengandung falsafah yang luas baik dari makna dasar, atau pun dari cara mengikatnya, serta dimana dan kapan iket dipergunakan.

Lantas apa itu yang dimaksud dengan IKET? dari hasil yang saya telusuri dari beberapa sesepuh di Bandung dan kampung adat, bentuk dasar iket idealnya harus berbentuk bujur sangkar, bagian tengahnya ada bagian bujur sangkar dengan posisi diagonal ( tidak se arah dengan bentuk dasar kain )Makna singkat tiap lipatan adalah 4 sisi adalah 4 unsur kehidupan, kemudian setelah dilipat dan dibagi dua,maka tercipta bentuk segi 3 yang mengandung makna Tri Tangtu.

Kemudian apa yang dimaksud dengan IKET SUNDA?Banyak orang yang sering menamakan atau mencari dan mengenakan IKET, kemudian di tambahkan dengan kata SUNDA, jadilah IKET SUNDA. Sebenarnya adalah makna yang luas bila dikaitkan antara 2 kalimat tersebut, kata IKET, seperti penuturan saya diatas, dan kata SUNDA bisa kita artikan juga sebagai belahan daerah antara SUNDA BESAR dan SUNDA KECIL, kemudian berikut ini kira kira pengertian atau sedikit gambaran dari IKET SUNDA menurut pendapat saya

1.Tempat pembuatan: Sumedang,Garut,Ciamis,Tasik.dsb. Hal ini dikategorikan banyak orang yang bilang Jawa Barat adalah SUNDA, maka kota atau daerah yang ada dalam wilayah Jawa Barat dikatakan orang sunda
2.Motif/corak: Kopi pecah, Hanjuang, Kembang Boled,dsb. Motif ini berkaitan dengan khas dari masing masing daerah / kota pengrajin, yang menjadi ciri.
3.Cara mengikat: Barangbang Semplak, Paros, Udeng, Bendo, dsb. Berdasarkan cara mengikat yang tentunya berbeda dengan daerah lain, dan menjadi satu ciri lagi yang kita miliki.
4.Makna : Adalah segala hal yang terkandung dalam ka-sunda-an, baik itu ajaran, budi pekerti, falsafah hidup, silsilah dari ketata negaraan, dsb.

Kurang lebihnya seperti itu penggolongan menurut pendapat saya tentang IKET SUNDA, namun kita tidak bisa mengatakan bahwa orang yang tidak pakai iket tidak nyunda siapa yang menyangka bila beliau kelebihan dibandingkan kita tentang ka-Sunda-an, dan kita pun yang menggunakan IKET hendaknya tidak berbesar kepala dengan menggunakan IKET, namun lain halnya jika kita bercermin terhadap masyarakat yang berada dalam satu lingkungan kampung Adatkarena dalam kesehariannya mereka hampir selalu menggunakan IKET, dan ada juga yang tidak menggunakan iket dalam kesehariannya, namun di utamakan pada waktu-waktu tertentu.

Dalam aplikasi keseharian, terkadang kita suka melihat seseorang yang menggunakan iket, yang bermotif dari daerah timur, dengan mengatakan bahwa ini iket sunda, menurut pendapat saya itu bisa saja mungkin yang ia terapkan adalah pola ikatan dan makna kasundaanya, atau bahkan terbalik, dengan motif dari jawa barat namun iket nya dibuat seperti dari daerah timur….  atau dari daerah-daerah lainnya.

”Caringcing pageuh kancing, saringset pageuh iket”

   _/|\_
 RAHAYU


Mochamad Asep Hadian Adipradja ( catatan perjalanan 2008 - 2013 )

sumber :  https://www.facebook.com/notes/komunitas-iket-bandung-raya-ki-baraya/iket/693512887349576

Tidak ada komentar: