izinkan aku berpuisi
Puisi Akhir Tahun
Aku Menyaksikan
Aku menyaksikan cinta
menggamit pasrah
dalam kawah duka
seketika ia menyerobot menggedor-gedor jiwaku
menarik urat nadiku, mendubur otakku
aku menggelepar, klojotan!!
ampun, ampun kataku
ampun, ampun pedihku
ampun, aku tak kuasa, aku tak bisa
ampun…oh…..ampunn…
tajam matakupun buta seketika!!
aku tak sanggup melihat apapa
aku tak kuasa
menyaksikan cinta dalam bekam air
aku tak bisa
menyaksikan cinta dalam benam lumpur
aku tak hela
menyaksikan cinta dalam kejang sakaratul maut
yang menggertak setiap aku amnesia
hingga kemarahan malaikat menghumbalang alam
menggesekkan pinggang bumi hingga gempa menghunjam tak menyisakan apapa
menaikkan air di lautan, meruntuhkan angin di ketinggian
lalu melesakkan bumi di daratan
fabiayyi aala irobbikuma tukadzibaan
tuntun mataku dalam selembar kain kafanmu
agar mataku menyaksikan setiap kejap anak-anakku
yang telanjang dada, telanjang kaki
mengendap-endam mengetuk pintu rumahmu
dalam basa hujan untuk sekedar meminta sebiji beras
yang ditanak dalam bejana air matanya yang panas
tuntun mataku untuk menyaksikan
zikir penghabisan berjuta-juta kaum fakir miskin
yang sujud merundud menagih sedekah
yang semestinya tak perlu ia katakan
tuntun mataku menemui ajalmu
yang terbaring bujur menyentuhi ikhlasmu
dalam doa, dalam sabar,
dalam cinta, sedalam matamu
aku berserah diri
karena takdirMu aku mati
aku tak akan meratapi
karena aku lupa berterima kasi
bumihanguskan aku diduniamu
jika engkau ingin menghukumku
tapi jangan engkau biarkan aku
tak mengecap kelembutan tangan cintamu
sungguh, aku merindukanmu
walau aku tak menyaksikanmu
aku tak menyaksikan ap apa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar