Selasa, 16 April 2019

Prosa Kopi Secawan

Angkat pena, satu persatu kisah yang kuingat
memori berjalan sampai detik ini masih melekat
saat separuh diri dan duniaku di kuasai hasrat
menebus putaran waktu diantara penat
Berangkat, bertumbuh meski dalam rapuh
berdiri diatas kaki lemah ajarkanku arti tangguh
dibawah langit luas saat lelah aku berteduh
aku patuh takkan luluh semangatku takkan runtuh
Dalam hidup semua kumulai dari belajar
kombinasi akal dan fikiranku berdiri sejajar
tak gentar, ditampar pilu yang berjajar
sejauh langkah kaki ku mencoba untuk mengejar
Kusadari kanan kiri pedang terhunus
tanpa kamus, rimaku takkan lumpuh bagai lupus
hidup memang misterius bagaikan deretan rumus
ku tak butuh standing aplouse dan kalian data bagai sensus

Ku tak butuh pengakuan dalam sebuah pentas
saat lika liku hidup perlahan mulai kutebas
mengeras, bergegas bagai kawanan hewan buas
lembar demi lembar kanvas, kan kuukir dengan kuas
Dan luas, hamparan laut telah kutiti
rimbunan belantara hutan telah kujelajahi
kini aku kembali disini aku berdiri
saat kau anggap kumati, dalam diam kuamati
cermati, sekecil apapun peluang
karena ku bukan pecundang, kumasih bisa berjuang
isi ruan, dimulus aspal dan berlubang
Kalian sesuka hati, bisa datang lalu pergi
hanya sedikit kawan dan keluarga semangati
buatku berbersar hati, tempaanpun kuselami
hingga tiba saatnya nanti, kubisa lemparkan bukti

Waktupun berlalu perlahan sinar berpijar
kuingati setiap rotasi saat aku terdampar
berbekal banyak restu, barisan doa jadi pandu
kasih keluarga dan kawan baik jadi candu
Kususun komposisi dan mulai bereksplorasi
hiraukan tatap sinis, buang semua caci maki
bangun rima dengan kenyal, tanpa harus ku mengkhayal
tanpa harus ku membual, membuat kalian terjungkal
Persetan dengan persepsi, juga seluruh asumsi
yang kubutuhkan esensi, bagaikan secawan kopi
lu kan tetap berjalan,takkan lelah kuberguru
walau jalanan berbatu, dari hilir sampai hulu
Kutetap empati dan kuhindari parang
beradu metafor pun ku tak berarti berperang
terimakasih penuh kasih untuk klian terkasih
dari hatiku yang bersih, aku yang pernah tersisih.

Bandung, April 2019

Tidak ada komentar: